Jumat, 27 April 2012

BANGGA SEBAGAI SEORANG MUSLIM

Oleh. Ust. Muhajirin, Lc

اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
أمَّا بَعْدُ ، فَإنَّ خَيْرَ الحَديثِ كِتَابُ الله ، وَخَيرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ - صلى الله عليه وسلم - ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ بِدْعَة ضَلالَةٌ  وَفِيْ رِوَايَةٍ لِلنَّسَائِيْ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِيْ النَّارِ

Alhamdulillah dengan rahmat, taufiq, hidayah dan karunia kesehatan dari-Nya kita telah merampungkan puasa Ramadhan satu bulan penuh, semoga amal ibadah yang telah kita usahakan dalam sebulan tersebut diterima oleh Allah Azza Wajalla serta dapat menghasilkan atau meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kita  kepada-Nya. Di sisi lain ada perasaan sedih karena kita telah berpisah dengan bulan Ramadhan yang penuh barokah ini, bulan di mana Allah membuka pintu amal kebaikan selebar-lebarnya, sehingga terbesit pertanyaan, sudah maksimalkah diri kita beribadah dan beramal shalih di dalamnya? Sudahkah kita ikhlas beribadah karena Allah semata dan sesuai dengan tuntunan Nabi-Nya? Diterimakah amalan kita di sisi-Nya? Kita berharap agar kita tidak termasuk golongan yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam :
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْعُ وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهْ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهْرُ
Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan dari puasanya kecuali hanya lapar dan berapa banyak orang yang melakukan qiyam (shalat malam Ramadhan) tidak mendapatkan dari qiyamnya kecuali hanya lelah tidak tidur.” [HR Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Al Bani dalam Shahih Jami’ Shaghirnya]
Dan juga Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam :
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ * أَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوْا اَلْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِيْ يَأْتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِيْ قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هذَا وَأَكَلَ مَالَ هذَا وَسَفَكَ دَمَ هذَا وَضَرَبَ هذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتِهِ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أَخَذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطَرَحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طَرَحَ فِيْ النَّارِ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Apakah kalian tahu siapa itu orang yang bangkrut?. Para sahabat menjawab : “Orang yang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki dirham dan perhiasan (barang). Beliau bersabda : “Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan amalan shalat, puasa dan zakat namun ia telah mencerca orang ini, dan memakan harta orang itu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu, sehingga kemudian amal kebaikannya diberikan kepada orang ini dan orang itu, sehingga jika amalan kebaikannya telah habis sebelum tuntas dosa kedzhalimannya kepada mereka, maka ia akan menanggung dosa mereka sehingga dilemparkan ke dalam neraka.” [HR Muslim]  

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُإِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ »
Dari Ibnu Umar berkata : Aku mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Jika kalian saling sibuk berjual beli dengan tata cara ‘iinah (tata cara ribawi), sibuk dengan peternakan dan senang dengan bercocok tanam lalu kalian meninggalkan jihad fi sabiilillah maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada kalian, dan Dia tidak akan mengangkatnya sehingga kalian kembali kepada agama kalian.” [HR Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al Albani]
Kaum muslimin yang dirahmati Allah!
Hadits ini mengingatkan kepada kita akan kondisi dan realita mayoritas kaum muslimin saat ini, di mana mereka begitu jauh dari norma dan ajaran Islam sehingga menyebabkan sunnatullah bagi siapa saja yang meninggalkan jauh ajaran Dinul Islam dan cenderung sibuk dengan urusan duniawi bahkan tidak peduli lagi mana yang halal dan mana yang haram, maka Allah akan menurunkan kelemahan dan kehinaan kepadanya, dan Allah tidak akan mengangkatnya sehingga mereka kembali kepada ajaran-ajaran Islam dan prinsipnya dengan benar. Sehingga kemudian Islam dapat kembali jaya sebagaimana kejayaannya di zaman Salaful Ummah As Shalih (orang-orang shalih terdahulu dari kalangan Sahabat, Tabi’in dan Tabiut Tabi’in ).
Oleh karena itu mari kita pelajari bersama apa saja di antara faktor yang menyebabkan kelemahan kaum muslimin :

1.        Sibuk dengan kehidupan duniawi dan  lalai dari akhirat.

Seharusnya kita sadar dan berilmu bahwa dunia ini pada hakekatnya bukan tujuan akhir dari hidup kita, dunia tak lain hanya sekedar tempat singgah yang bersifat sementara, maka kenikmatan yang terdapat di dalamnya pun hanya sedikit dan fana. Tujuan kita sebenarnya adalah kampung akhirat di mana Allah menjanjikan kenikmatan kekal dan abadi di dalamnya serta lebih baik dari seluruh kehidupan di dunia, Allah berfirman :
قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَى
Katakanlah wahai Muhammad sesungguhnya kesenangan dunia hanyalah sedikit dan Akhirat adalah lebih baik bagi orang bertaqwa.” (An Nisa` [4] : 77)
Bila kita sadar akan hakekat itu semua maka sudah sepantasnya dan bahkan seharusnya kita menjadikan dunia ini hanya sebagai perantara kita untuk senantiasa beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala bukan sebagai akhir dari tujuan hidup sebenarnya.   
Sejarah telah membuktikan di mana di antara penyebab kelemahan kaum muslimin adalah kecendrungan mereka terhadap kesibukan duniawi sehingga lalai dari agama mereka.

Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم « يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا ». فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ « بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ». فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ « حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ ».
Dari Tsauban berkata : Rasulullah Shallallahu Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Hampir tiba umat umat yang lain akan memperebutkan kalian, sebagaimana mereka memperebutkan makanan dalam tempayang.” Para sahabat bertanya : apakah karena pada waktu itu kami sedikit wahai Rasulullah!, Beliau bersabda : “Bahkan di waktu itu kalian banyak, namun kalian lemah (tak berguna), seperti buih dalam sebuah aliran air, dan Allah akan mencabut rasa takut musuh kalian kepada kalian, dan Allah melemparkan penyakit wahn di hati kalian.” Ada seorang yang bertanya : “ Apa itu wahn wahai Rasulullah!. Beliau menjawab : “Cinta dunia dan takut mati.” [HR Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al AlBani dalam silsilah As Shahihah]

2.        Merajalelanya kemaksiatan di kalangan kaum Muslimin.

Banyak sekali kemaksiatan yang merajalela di kalangan kaum Muslimin sekarang ini baik yang besar maupun yang kecil, padahal dosa-dosa tersebut dapat menimbulkan efek buruk baik bagi pelakunya maupun kepada masyarakat di sekitarnya.
Ibnul Qayyim Al Jauziyyah menyebutkan bahwa  bahaya dosa bagi hati seperti bahaya racun bagi tubuh, maka diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةً سَوْدَاءَ فِيْ قَلْبِهِ . فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صَقُلَ قَلْبُهُ . فَإِنْ زَادَ زَادَتْ . فَذلِكَ الرَّانُ الَّذِيْ ذَكَرَهُ اللهُ فِيْ كِتَابِهِ كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوْبِهِمْ مَاكَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Sesungguhnya seorang mukmin jika berbuat dosa maka akan ada titik hitam di dalam hatinya, jika dia bertaubat dan cabut (tidak mengulanginya) dan beristighfar maka hatinya akan cemerlang kembali, namun jika ia bertambah dosa maka akan semakin bertambah titik hitam tersebut.” Maka itulah penutup hati yang difirmankan oleh Allah : “Sekali-kali tidak, hati mereka telah tertutup karena apa yang telah mereka perbuat.”[HR Ibnu Majah dan dihasankan oleh Al Al Bani]

Diriwayatkan pula dari Ummu Salamah bahwasanya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Ketika maksiat telah tersebar terang-terangan di kalangan umatku, Allah akan meratakan kepada mereka adzab dari sisi-Nya.Ummu Salamah bertanya : “Wahai Rasulullah lalu bagaimana dengan orang-orang shalih yang berada di tengah-tengah mereka?
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab, “Tentu saja (mereka juga kena)”.
Bagaimana begitu” Tanyaku kembali. (Beliau menjawab) : “Orang-orang shalih tertimpa adzab seperti yang menimpa orang-orang kebanyakan, hanya saja mereka akan mendapatkan ampunan dan keridhaan dari Allah.” [HR Ahmad dengan sanad yang hasan : Al Musnad II/304, dan disebutkan pula oleh Al Haitami dalam Majma’uz Zawaidnya VII/268, ia mengatakan rijal haditsnya shahih].

Oleh karena itu para sahabat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam begitu berhati-hati dari maksiat sehingga karena begitu takut kepadaNya, Anas bin Malik berkata : “Kalian benar-benar melakukan suatu perbuatan yang di mata kalian lebih remeh dari sehelai rambut namun di masa Nabi kami menganggapnya sebagai dosa besar [HR Bukhari].
Begitu merajalelanya kemaksiatan di tengah-tengah kita terutama di kalangan anak-anak remaja muslimin di mana perbuatan dosa dianggap biasa oleh mereka padahal di sisi Allah begitu besar perkaranya, banyak dari kalangan pemuda yang gemar meninggalkan shalat, minum khamer, merokok, bermusik, mengumbar aurat, bersentuhan dan berduaan antara wanita dan laki-laki padahal bukan mahramnya, dan banyak dosa lagi selainnya.

3.        Berpaling dari Al Qur`an dan As Sunnah.

Islam adalah ajaran yang sempurna sehingga tidak ada satu perkara pun dalam kehidupan ini melainkan telah diajarkan dan ditunjukkan oleh Islam. Allah berfirman dalam surat Al An’am [6] : 38.
مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
Tidak ada yang kami luputkan dalam Al Kitab, kemudian mereka akan dikumpulkan kepada Rabb mereka.”
Yang dimaksud Al Kitab adalah Al Qur`an , dengan demikian maksudnya adalah bahwa tidak ada satu pun perkara yang Allah tinggalkan melainkan telah Allah tunjukkan di dalam Al Qur`an. Baik itu berupa dalil yang terperinci (sudah dijabarkan) maupun yang bersifat global di mana penjabarannya datang dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, atau ijma’ atau Qiyas yang sesuai dengan nash Al Qur`an dan As Sunnah dan tidak bertentangan dengan keduanya.
Kemudian Allah juga berfirman dalam ayat lain :
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ   
Apa saja yang dibawa oleh Rasulullah kepada kalian maka hendaklah kalian terima, dan apa saja yang dilarang untuk kalian hendaklah kalian meninggalkannya, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya.” (Al Hasyr [59] : 7)
Dalam surat Al Hasyr ini diperintahkan agar kita senantiasa berpegang teguh dengan ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, meskipun secara teperinci ajaran tersebut tidak termaktub dalam Al Qur`an kecuali hanya sebatas globalnya saja.
Mengenai sempurnanya ajaran Islam ini Allah Azza Wajalla menyatakan dalam firman-Nya :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu dan Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS Al Maidah [5] : 3)

Abu Dzar Al Ghifari berkata : “Kami ditinggalkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam keadaan di mana tidak seekor burung pun yang terbang dengan kedua sayapnya melainkan kami memiliki ilmu tentangnya.”
Jika sudah begitu jelasnya Al Qur`an dan As Sunnah sebagai sumber pengambilan dalil, dan konsep hidup manusia maka manusia sangat tidak membutuhkan sumber lainnya baik dalam beragama maupun hidup, kecuali apa yang dibangun oleh keduanya seperti ijma’ dan Qiyas.

Ibnu Taimiyyah berkata : “Tidaklah engkau mendapatkan orang yang mengatakan bahwa ia masih sangat membutuhkan kepada selain Al Qur`an dan As Sunnah kecuali dia adalah orang yang sangat lemah pengetahuannya dan lemah keinginannya untuk mengikuti sunnah Rasul. Karena orang yang benar-benar telah berkomitmen untuk hanya mengambil dari Al Qur`an dan As Sunnah adalah manusia yang ilmunya lebih mulia dari manusia pertama hingga yang terakhir.” [Ar Risalah As Shafadiyah : 1/260]

4.        Suka meniru gaya hidup non Muslim.

Musibah dan kecelakaan terbesar yang menimpa kaum muslimin saat ini adalah tasyabbuh (meniru-niru) orang kafir dan sesat, padahal Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam melarangnya dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dari Abu Hurairah :
Kalian akan mengikuti tradisi orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, hingga kalaupun mereka masuk ke dalam lubang biawak kalian pasti akan mengikutinya.”
Demikian pula sabda beliau :
Barang siapa yang meniru-niru suatu kaum, maka ia termasuk golongan tersebut.”

Sudah menjadi kewajiban orang Mukmin untuk bangga dengan gaya hidup Islami, karena dalam sehari semalam selama 17 kali atau bahkan lebih, kita memohon kepada Allah untuk dikaruniai Shirothal Mustaqim (jalan lurus) jalan orang-orang yang diberi kenikmatan oleh Allah bukan jalan orang-orang yang dimurkai (Yahudi) dan sesat (Nashrani), bagaimana mungkin kita membiarkan diri kita meniru orang-orang yang dengan jelas dicap oleh Allah sebagai orang-orang yang dimurkai dan sesat?
Na’udzu billahi min dzalik, makanya cukup jelas hadits Rasulullah yang melarang hal itu : “Selisihilah (berbedalah dengan) orang-orang musyrik.” [HR Al Bukhari]

Itulah wahai kaum muslimin, di antara faktor penyebab kelemahan kaum muslimin dari sekian banyak faktor kelemahan lainnya.

Oleh karena itu jama’ah rahimakumullah, setelah melihat fenomena yang terjadi di kalangan kaum muslimin sekarang ini, maka tidak ada solusi lain untuk keluar dari kelemahan dan problematika yang ada kecuali kita wajib untuk kembali kepada ajaran-ajaran Dinul Islam dengan benar, kembali kepada Al Qur`an dan As Sunnah dan menyamakan pemahaman sesuai dengan pemahaman Salafus Shalih yaitu para sahabat, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in. Tiga generasi utama dan terbaik yang patut kita contoh dan kita jadikan suri tauladan.  Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.” [HR Al Bukhari]

Setelah itu kita berusaha semaksimal mungkin untuk senantiasa istiqomah dalam beramal shalih dan meninggalkan beraneka ragam maksiat lalu senantiasa memohon ampun kepada Allah Azza Wajalla, kemudian berusaha untuk menyatukan barisan dan meninggalkan sebab-sebab perselisihan dan perpecahan yang tercela di antara kaum muslimin, berusaha untuk senantiasa ikhlas karena Allah semata serta senantiasa mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabatnya yang mulia, sehingga dengan itu kita berharap semoga kita mendapatkan keridhaan Allah Subhaanahu Wata’ala dan mendapatkan pertolongan serta rahmat-Nya.

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.

Tidak ada komentar: